Aku seperti melayang pada udara gamang, Ibarat warna abu yang penuh keraguan. Ingin menjadi putih namun tak bersih, Ingin seperti Hitam namun tak jua legam. Lalu sunyi menapak gontai pada dunia tanpa warna, tanpa tawa, seakan semuanya bersiap untuk terbelah dan pecah. Inginnya kuhadapi semua sendiri, namun tawa menakutkan itu selalu menghampiri ; menyelimuti. Lantas haruskah aku tetap disini dengan semua kekacauan yang telah mereka sebabkan ?
Harusnya ada “Engkau”, yang mampu menentramkan segala ironi dunia yang telah terselimuti oleh kalut mendung menutupi awan. Lalu lagi Engkau, yang mampu membuat warna pada segala delusi-delusi abu, yang kerap menjadi seringai menakutkan.
Maka mulailah berlari…
Jika tak bisa maka mulailah dengan berjalan..
Jika tak bisa jua maka mulailah dengan merangkak
Kutunggu Kau datang
Bersama mendung bersipu warna
Pada sisi dunia tanpa tawa